pesan singkat
jam di telpon genggam menunjukkan pukul 8 pagi,
pagi cerah dari luar jendela menerobos masuk kedalam..
menegaskan warna hijau jamur kamarku, yang sudah lama tidak di cat.., yang sudah lama berjamur
kembali melihat ke layar telpon genggam, banyak pesan masuk yang tak terjawab
salah satunya dari kau..ya, dari kau. kau minta maaf atas semuanya apabila ada sesuatu yang salah
kembali aku berpikir sejenak..apakah ini yang orang kebanyakan bilang cinta ?
kembali aku berpikir sejenak..mudah sekali bagimu karena kau tidak memahami pikiranku.
mungkin otakku terlalu buram untuk memikirkannya, setelah malam tadi kau telpon aku
dengan nada manja kau bilang "mas..,roy iki piye ? kapan dibalekno ?"
suara itu..nada itu..,pemilik dari semua itu yg selalu bisa membuatku genap
yang selalu bisa membuatku mantap
yang selalu bisa membuatku kuat
kau mungkin tak pernah tau
bahwa selain ibu dan ariff.., kaulah salah satu api itu
yang terus menyala di hati.., yang selalu menampar saat ku terpuruk
yang selalu mengingatkan.., yang terus menggenapi
yang terus berdetak..,yang berbunyi bagai alarm saat ku hilang haluan
kau takkan pernah tahu
begitu besar rasa cinta itu aku pendam,
sama porsinya dengan sakit hati yang aku simpan
kau tidak akan pernah tahu sayang...
saat aku begitu yakin
saat aku begitu mantap
saat aku ingin curahkan itu semua kepadamu
pada saat bersamaan.., sebuah martil besar menjatuhiku
di martil itu terpahat utuh, "menikah"
ya, menikah
kata yang pendek namun cukup membuatku tersontak hebat
kata yang mengunci rapat sesuatu
gembok besar..,bahkan herkules pun tak akan mampu membukanya
pintu itu sekarang tertutup rapat,
tak akan ada lagi celah kecil untuk angin memasukinya
tak ada lagi ruang lowong bagi debu untuk mengotori halaman dalamnya
yang tersisa hanya dingin dan lembab
ngilu masih tersisa, seiring pesan singkat yang kau kirimkan malam itu
masih aku simpan sayang, masih juga sering aku baca
masih juga aku coba memahami isinya
kita memang tak ditakdirkan berjalan bersama
tidak dalam ikatan suci pernikahan
tapi mungkin dalam ikrar abadi persahabatan
kau masih punya aku jika kau mau menangis
aku tahu kau.., dan hanya akulah yang bisa mengertimu
menangislah kapan-kapan jika kau ingin
berkeluh kesahlah kapan-kapan jika kau sempat..,wahai sahabat
(- seiring gundah hati yang terus melanda, kucoba bangkit, menorehkan kata-kata, mencoba membuang sakit dengan tulisan -)
pagi cerah dari luar jendela menerobos masuk kedalam..
menegaskan warna hijau jamur kamarku, yang sudah lama tidak di cat.., yang sudah lama berjamur
kembali melihat ke layar telpon genggam, banyak pesan masuk yang tak terjawab
salah satunya dari kau..ya, dari kau. kau minta maaf atas semuanya apabila ada sesuatu yang salah
kembali aku berpikir sejenak..apakah ini yang orang kebanyakan bilang cinta ?
kembali aku berpikir sejenak..mudah sekali bagimu karena kau tidak memahami pikiranku.
mungkin otakku terlalu buram untuk memikirkannya, setelah malam tadi kau telpon aku
dengan nada manja kau bilang "mas..,roy iki piye ? kapan dibalekno ?"
suara itu..nada itu..,pemilik dari semua itu yg selalu bisa membuatku genap
yang selalu bisa membuatku mantap
yang selalu bisa membuatku kuat
kau mungkin tak pernah tau
bahwa selain ibu dan ariff.., kaulah salah satu api itu
yang terus menyala di hati.., yang selalu menampar saat ku terpuruk
yang selalu mengingatkan.., yang terus menggenapi
yang terus berdetak..,yang berbunyi bagai alarm saat ku hilang haluan
kau takkan pernah tahu
begitu besar rasa cinta itu aku pendam,
sama porsinya dengan sakit hati yang aku simpan
kau tidak akan pernah tahu sayang...
saat aku begitu yakin
saat aku begitu mantap
saat aku ingin curahkan itu semua kepadamu
pada saat bersamaan.., sebuah martil besar menjatuhiku
di martil itu terpahat utuh, "menikah"
ya, menikah
kata yang pendek namun cukup membuatku tersontak hebat
kata yang mengunci rapat sesuatu
gembok besar..,bahkan herkules pun tak akan mampu membukanya
pintu itu sekarang tertutup rapat,
tak akan ada lagi celah kecil untuk angin memasukinya
tak ada lagi ruang lowong bagi debu untuk mengotori halaman dalamnya
yang tersisa hanya dingin dan lembab
ngilu masih tersisa, seiring pesan singkat yang kau kirimkan malam itu
masih aku simpan sayang, masih juga sering aku baca
masih juga aku coba memahami isinya
kita memang tak ditakdirkan berjalan bersama
tidak dalam ikatan suci pernikahan
tapi mungkin dalam ikrar abadi persahabatan
kau masih punya aku jika kau mau menangis
aku tahu kau.., dan hanya akulah yang bisa mengertimu
menangislah kapan-kapan jika kau ingin
berkeluh kesahlah kapan-kapan jika kau sempat..,wahai sahabat
(- seiring gundah hati yang terus melanda, kucoba bangkit, menorehkan kata-kata, mencoba membuang sakit dengan tulisan -)
kadang..
gw suka baca di belakang truk2 tol pantura ..
" kutunggu jandamu "
Posted by Anonymous | 4:56 AM
my dear...
jiwaku melayang,otakku berputar tajam,gemetar mata ini menatap setiap kata dalam tulisan tanganmu,menangis bibir ini menahan tiap desahan lenguhan ingatan tajam tentang memory masa itu
haris..
sebuah nama yang snagat melekat di hatiku kala itu.benar2 memutar memoryku
gejolak hati,degup jantung yang berdetak 1000x lipat dari biasanya yang tanpa terasa mata ini basah akan tngisan penyesalan,cinta dan masa depan
mungkinkah ini benar2 terjadi padamu sayang??
begitu dahsyatkah rasa itu hingga menorehkan luka yang teramat sngat dalam dasar hatimu??
mengapa ini terjadi,terungkap disaat yang seperti ini??
penyesalan selalu di akhir
tetapi aq tak akan pernah menyesali telah mengenalmu dan mencintaimu,doaku semoga kau bahagia di kehidupanmu yang sekrang dan mendatang..
love will find u if u try babe...hehehe (katakan cinta)
sepulang dr kunjunganmu di rumahku,semua terasa berbeda,begitu tampan,lebih terawat hingga membuatku terasa seperti dl.hehe
ke malang... i wish i could come to you..
mas...
Posted by Anonymous | 1:31 PM